"Orang Jawa percaya, weton bukan sekadar hitungan hari lahir—tapi cermin watak, rejeki, dan perjalanan hidup."
Aku tumbuh di lingkungan yang masih percaya weton.
Nenekku hafal hari lahir semua cucunya, lengkap dengan pasaran dan wataknya.
Dulu, aku anggap itu cuma tradisi. Tapi makin dewasa, aku jadi mikir… apa iya, weton bisa bantu kita kenal diri lebih dalam?
Dan ternyata, jawabannya: bisa—kalau kita pakai dengan cara yang bijak.
Weton Itu Bukan Ramalan, Tapi Refleksi
Weton = hari lahir + pasaran (contoh: Senin Pon, Jumat Kliwon).
Setiap kombinasi dipercaya membawa sifat bawaan. misalnya:
- Orang Sabtu Wage katanya tegas dan keras hati
- Selasa Kliwon dikenal sabar tapi sensitif
Apakah itu mutlak? Tentu nggak. Tapi bisa jadi refleksi awal.
Kayak cermin: bukan nentuin siapa kamu, tapi nunjukin potensi dan sisi yang perlu kamu kenali.
Semakin kamu paham siapa dirimu, semakin kamu tahu cara memperbaikinya.
Bisa untuk Self-Improvement, Kalau…
1. Dipakai sebagai titik awal refleksi
Misalnya, kamu tahu wetonmu cenderung keras kepala.
Daripada merasa "ya udah emang aku begini", kamu bisa lihat:
- Apa yang bikin kamu keras?
- Apakah itu muncul saat kamu merasa tidak dihargai?
Dari situ kamu bisa mulai: aku ingin belajar lebih sabar ketika tidak setuju dengan orang lain.
2. Nggak dijadikan pembatas
Ini penting.
Kadang orang terlalu percaya: “aku wetonnya begini, jadi aku nggak bisa berubah.”
Padahal… justru karena kamu tahu kecenderunganmu, kamu bisa atur strategi.
Contoh:
Kalau wetonku bilang aku gampang cemas, mungkin aku cocok rutin journaling atau meditasi.
3. Digabung dengan pendekatan modern
Self-awareness hari ini bisa datang dari banyak arah:
buku, psikologi, kepribadian MBTI, bahkan weton.
Semua bisa jadi alat bantu, asal tujuannya sama: kenali diri, perbaiki sikap.
Jadi, Apa Kesimpulannya?
Weton bukan takdir.
Tapi bisa jadi kaca kecil yang bantu kamu melihat sisi diri yang kadang tak terlihat.
Kalau kamu pakai dengan bijak, weton bisa jadi alat bantu untuk:
- Lebih paham kenapa kamu seperti ini
- Lebih tahu apa yang harus kamu ubah
- Lebih sadar bahwa kita semua bisa bertumbuh
Gunakan tradisi sebagai akar, bukan rantai. Dari sana kamu bisa tumbuh lebih tinggi
